Kisah Orang Tua Gendong Anak Seberangi Sungai Deras agar Tetap Sekolah

BOJONEGORO – Di pedalaman Bojonegoro, Jawa Timur, sejumlah orang tua terpaksa menggendong anak-anak mereka untuk menyeberangi sungai demi berangkat ke sekolah. Kondisi ini terjadi karena tidak ada jembatan yang menghubungkan desa mereka dengan sekolah. Meski arus sungai cukup deras dan kondisi air sering tidak menentu, para orang tua tidak menyerah demi masa depan pendidikan anak-anak mereka.

Hujan deras yang mengguyur pada malam sebelumnya menyebabkan sungai kecil di Dusun Ngronan, Desa Sekar Saimo, mengalami peningkatan debit air yang signifikan. Hal ini membuat para murid terisolasi, karena tidak ada jembatan yang menghubungkan desa mereka menuju sekolah.

Tak ingin anak-anaknya ketinggalan pelajaran, sejumlah orang tua nekat menggendong putra-putri mereka menyeberangi sungai dengan arus yang cukup berbahaya.

Kepala Desa Sekar Saimo menjelaskan, Dusun Ngronan dihuni oleh 272 kepala keluarga, dan sebagian besar penduduk akan terisolasi, terutama saat hujan lebat. Pemerintah desa sebelumnya merencanakan pembangunan jembatan penyebrangan menggunakan anggaran Bantuan Keuangan Khusus Desa (BKKD) 2024, namun sayangnya rencana tersebut belum terealisasi karena anggaran belum cair.

Selain di wilayah pedalaman, para pelajar di kawasan perkotaan juga menghadapi tantangan serupa. Mereka harus menyeberangi Sungai Bengawan Solo yang berarus deras saat berangkat dan pulang sekolah. Meskipun berbahaya, mereka menganggapnya sebagai bagian dari keseharian mereka karena harus menempuh jarak lebih dari 6 kilometer jika melewati jembatan. (Hadits Abdillah)

(Fetra Hariandja)