DEPOK - Di tengah tantangan ekonomi akibat pandemi, kreativitas dalam berbisnis semakin diperlukan. Salah satunya adalah dengan usaha ternak magot yang kini telah berkembang pesat dan berhasil meraih keuntungan yang tak terduga. Aminudi, seorang pengusaha asal Depok, Jawa Barat, berhasil mengembangkan bisnis ternak magot yang dimulai dari skala rumah tangga, kini telah merambah pasar internasional.
Aminudi mengawali usahanya dengan menggunakan box sebagai wadah untuk mengurai sampah organik dengan bantuan magot. Berkat ketekunannya, usaha ini berkembang pesat dan telah menembus pasar Malaysia dan Singapura. Dari sampah yang diolah, Aminudi menghasilkan dua produk utama, yakni pupuk kompos dan pakan ikan yang dihasilkan dari magot.
Proses penguraian sampah menggunakan magot ini berlangsung dalam dua tahap. Magot putih (Pupa) mengurai sampah organik dalam waktu sekitar dua minggu hingga menghasilkan pupuk kompos. Kemudian, magot putih ini berubah menjadi magot hitam (Prepupa) yang memiliki kandungan protein tinggi, ideal sebagai pakan ikan.
Produk dari ternak magot ini dijual dengan harga yang bervariasi. Pupuk kompos dijual dengan harga Rp25.000 per 5 kg, sementara pakan ikan dibanderol Rp29.000 per kilogram. Selain itu, magot juga dapat diolah menjadi minyak atau sabun.
Berkat keberhasilannya, Aminudi kini memperoleh omzet hingga Rp150 juta per bulan dengan bantuan 24 karyawan. Usahanya yang dimulai dari rumah kini telah sukses menembus pasar domestik dan internasional.(Tim iNews/Dwinarto)
(Rani Hardjanti)