JAKARTA - Isa Zega, seorang transgender yang dikenal sebagai “Mami Online,” menuai kontroversi setelah mengunggah momen ibadah umroh dengan memakai hijab. Aksinya mendapat kecaman dari berbagai pihak, termasuk kelompok masyarakat yang menilai tindakan tersebut sebagai penistaan agama.
Puluhan orang dari Himpunan Aktivis Pemuda Indonesia (HAPI) menggelar aksi demonstrasi di depan kantor Majelis Ulama Indonesia (MUI) di Jalan Proklamasi, Menteng, Jakarta Pusat, pada Jumat (20/11). Massa mendesak MUI untuk segera mengambil tindakan tegas terhadap Isa Zega, yang dianggap telah melecehkan nilai-nilai Islam.
Dalam aksinya, HAPI meminta pemerintah melalui MUI dan Kementerian Agama untuk menyusun regulasi yang jelas terkait transgender yang ingin melaksanakan ibadah umroh atau haji. Mereka menilai peristiwa seperti ini tidak boleh terulang karena dinilai merusak kesucian ibadah.
Kontroversi ini juga mendapat perhatian dari anggota DPR RI Fraksi PDIP, Mufti Anam. Dalam unggahan di Instagram pribadinya, Mufti menyebut tindakan Isa Zega sebagai bagian dari penistaan agama yang diatur dalam Pasal 156a KUHP. Ia menegaskan bahwa tindakan semacam ini dapat diancam dengan hukuman penjara hingga lima tahun.
Isa Zega menjadi topik perbincangan hangat di media sosial. Banyak pengguna mengungkapkan kekecewaan atas aksinya, terutama karena mengenakan hijab syar’i saat menjalani ibadah umroh. Sebagian besar komentar menilai hal tersebut sebagai tindakan provokatif yang merusak kehormatan ibadah.
Namun, ada pula pihak yang menyerukan agar isu ini disikapi dengan bijaksana tanpa memperkeruh suasana. “Mari kita fokus pada solusi dan edukasi, bukan hanya menghakimi,” tulis salah satu warganet. (Rani Sanjaya/Dwinarto)
(Rani Hardjanti)