JAKARTA - Dalam tradisi pemerintahan Indonesia, menteri perempuan selalu memiliki peran penting di kabinet, dan hal ini juga berlaku di era kepemimpinan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming. Setidaknya enam calon menteri perempuan telah dipanggil dan siap menduduki posisi strategis dalam kabinet baru ini.
Dari 49 tokoh yang telah dipanggil oleh Presiden terpilih Prabowo Subianto untuk mengisi jabatan menteri, enam di antaranya adalah calon menteri perempuan yang berasal dari berbagai latar belakang.
Salah satu nama yang terus berlanjut dari era Presiden Jokowi adalah Sri Mulyani Indrawati. Menteri Keuangan ini diminta secara langsung oleh Prabowo untuk melanjutkan kiprahnya sebagai Menteri Keuangan.
Dari ranah partai politik, ada nama politisi Golkar, Meutya Hafid, yang mengakui telah diminta oleh Prabowo untuk memperkuat kabinetnya. Namun, Meutya belum bersedia mengungkapkan posisi kementerian yang akan didudukinya.
Selain itu, Prabowo juga menjaring calon menteri perempuan dari kalangan Nahdlatul Ulama (NU), yakni Arifah Choiri Fauzi, Sekretaris PP Muslimat NU. Namun, seperti Meutya, Arifah juga belum mengungkapkan pos kementeriannya.
Dari jajaran pengusaha, ada nama Widyanti Putri Wardhana, Komisaris Telaga Prima Agro, yang masuk dalam jajaran calon menteri dari kalangan profesional. Selain itu, Pejabat Gubernur Papua Tengah, Ribka Haluk, juga dikabarkan akan bergabung dalam kabinet Prabowo, meski belum menyebutkan posisi spesifik.
Yang menarik perhatian adalah Veronica Tan, mantan istri mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), yang secara mengejutkan dipanggil Prabowo. Veronica yang selama ini aktif dalam program pemberdayaan ibu dan anak diminta oleh Prabowo untuk fokus menangani isu-isu terkait ibu dan anak.
Dengan kehadiran enam "Srikandi" ini, publik tentu penasaran dengan kiprah mereka di kabinet baru dan gebrakan apa yang akan mereka lakukan untuk kemajuan Indonesia. (Dwinarto)
(Fetra Hariandja)