LAMPUNG TIMUR - Hidup di tengah keterbatasan. Itulah kata-kata yang cocok disematkan ke Muhamat Amin, veteran perang kemerdekaan. Pria berusia 114 tahun ini merupakan salah satu pemikul tandu Jenderal Soedirman.
Amin kini hidup berdua dengan sang istri, Suparti. Mereka menjalani masa tua sebuah rumah sederhana yang terbuat dari papan kayu di Desa Brawijaya, Kecamatan Sekampung Udik, Kabupaten Lampung Timur.
Mbah Jumarin, begitu ia akrab disapa oleh warga setempat. Ia adalah salah satu saksi hidup dari masa-masa perjuangan kemerdekaan Indonesia. Di usia 18 tahun, ia bergabung dengan laskar rakyat di Magelang, Jawa Tengah. Kala itu, laskar rakyat terbentu untuk melawan penjajah Belanda.
Perjuangannya yang penuh risiko dan pengorbanan membawa dirinya pada momen bersejarah, ketika ia dipercaya menjadi pemikul tandu Jenderal Soedirman dalam perang gerilya melawan kolonial. “Mikul Pak Dirman. Di Jember, di Ambulu, terakhir di Banyuwangi,” kenang Muhamat Amin dengan mata berkaca-kaca. (Muhammad Fadli Rizal)
(Maruf El Rumi)