BOJONEGORO — Mengawali tahun 2025, harga cabai di sejumlah pasar tradisional di Bojonegoro mengalami kenaikan tajam. Harga cabai rawit merah yang sebelumnya di kisaran Rp65.000 per kilogram kini melonjak hingga Rp110.000 per kilogram. Kenaikan harga ini terjadi bertahap, dari Rp80.000 hingga mencapai angka tertinggi dalam beberapa minggu terakhir.
Tidak hanya cabai rawit merah, harga cabai merah keriting juga mengalami kenaikan menjadi Rp60.000 per kilogram. Sementara itu, cabai rawit hijau naik hampir dua kali lipat, dari Rp45.000 menjadi Rp70.000 per kilogram.
Kenaikan harga cabai yang signifikan ini membuat pedagang di pasar tradisional, seperti Pasar Kebonagung di Pasuruan, Jawa Timur, menghadapi penurunan omzet hingga 30 persen.
Lonjakan harga cabai disebabkan oleh pasokan yang terbatas, yang dipicu oleh cuaca buruk di daerah penghasil cabai. Di Desa Petir, Banjarnegara, Jawa Tengah, puluhan hektar tanaman cabai dilaporkan gagal panen.
Buah dan batang cabai banyak yang mengering dan busuk sebelum masa panen akibat curah hujan tinggi. Biasanya, petani mampu memanen hingga dua kuintal cabai sekali panen, tetapi kali ini hanya mencapai sekitar 50 kilogram.
Kenaikan harga cabai diperkirakan akan terus berlangsung hingga dua bulan ke depan, terutama menjelang Ramadan, ketika kebutuhan cabai biasanya meningkat. Para pedagang dan petani berharap pemerintah segera turun tangan untuk mengatasi kelangkaan pasokan, menstabilkan harga cabai, serta memberikan bantuan bagi petani yang terdampak gagal panen. (Tim iNews/Dwinarto)
(Rani Hardjanti)